Minggu, 17 April 2011

indah, romantis dan penuh cinta

by Mieny Angel

MAYASMARA
Adalah sebuah cerita cinta yang ditulis oleh dua kepala yang mengangkat tema cinta dunia maya. Menunjukkan kepada kita bahwa cinta pun bisa tumbuh walau dalam dunia tanpa batas itu.
Mayana, nama tokoh dalam cerita ini yang terjebak cinta maya dengan seorang laki-laki dalam dunia maya, Nero. Kedekatan mereka pun ditulis secara unik, lewat sebuah jejaring social yang bernamakan facebook cinta itu tumbuh dan tumbuh subur. Awalnya Mayana tidak menyangka akan mencintai seorang Nero hanya bermula dari sebuah note (catatan).
Cinta, lagi-lagi cinta itu mampu merubah segalanya. Mayana yang notabene adalah keturunan darah biru, tidak sembarangan orang boleh mencintainya bahkan mempersuntingnya. Cintanya seakan diatur oleh orang tuanya. Tak hayal Mayana juga pernah beberapa kali mengalami patah hati karena hubungannya dengan laki-laki yang dicintainya harus putus lantaran tidak disetujui orang tuanya.
Hingga muncullah Nero dalam dunia barunya. Nero tidak pernah dikenal oleh keluarga Mayana karena memang Mayana pun tidak pernah mengenalnya secara nyata.
Karena dirasa umur Mayana sudah sepatutnya untuk menikah, orang tuanya pun bertekad menjodohkannya dengan seorang yang dirasa tepat bernamakan Dimas. Persiapan demi persiapan menjelang pernikahan telah diurus. Namun menjelang hari-H sebuah keputusan diambil oleh Mayana. Dia tidak bisa menikah dengan Dimas, karena dalam hati keduanya tidak ada cinta. Cinta Mayana sudah untuk Nero, lelaki yang entah dimana keberadaannya. Sedang hati Dimas masih terpatri oleh mantan kekasihnya. Pernihakan pun batal. Keluarga menahan malu atas kejadian ini.
Entah sadar atau hanya dimabuk asmara, Mayana pun bingung dengan keputusan yang diambilnya.
Semuanya jadi makin rumit.


Membaca Mayasmara membuat mata kita melek bahwasannya cinta itu memang bisa tumbuh di mana saja kapan saja dan tak mengenal siapa oleh siapa untuk siapa. Ya itulah cinta yang sulit untuk didefinisikan secara gambling. Buku mayasmara ini berisikan cerita yang ditulis dengan kata-kata yang indah, romantis dan penuh cinta. Selamat buat Dian Nafi dan a[art]gusfaizal yang mampu menuliskan kisah, Mayasmara. [MA]
*****
Wonosari, Maret 30.2011 Selengkapnya...

ilusi

Anna Octaviana/Sabil Ananda

Buku ini menceritakan hati seorang Mayana yang bimbang, bingung dengan keadaan hati yang menimpanya. Mayana menyadari situasinya sebagai anak tunggal mengharuskannya berfikir panjang dan bersikap yang baik, karena dia harus menjadi contoh untuk adik-adiknya. Pertemuannya dengan ‘special person’ (Nero) di dunia maya membuatnya memiliki dunia yang penuh keindahan, yang mengisi kekosongan hatinya dan membuat jiwanya menjadi lebih hidup.
Perjodohannya dengan Dimas tidak berlangsung baik karena di antara keduanya tak ada cinta bahkan di balik itu semua, Dimas mengakui kalau dia sudah memiliki kekasih hati yang lain, wanita yang pernah singgah di hatinya. Sepertinya oenulis senang jika pembacanya menebak-nebak kelanjutan cerita antara Dimas dan Maya maupun Maya dengan Nero.
Bukankah lebih baik mengikuti kata hati dan menjadikannya kenyataan, bukan ilusi semata. Mayana menjadikan dunia mayanya sebagai dunia nyata yang belum pernah disentuh oleh dirinya. Hanya bias menerka-nerka hati pujaannya di seberang sana. Selengkapnya...

Uptodate dan Religious

Goresan Cinta Mayana Dalam Mayanya



Judul Buku : Mayasmara

Pengarang : Dian Nafi + A(rt)gus Faizal

Tebal Buku : 13.5 X 20 CM

Tebal Buku : iv+154 halaman

Editor : Tim Hasfa Publishing

Penerbit : Hasfa Publishing

Harga : Rp. 25rb





Mayasmara sebuah novel yang dihadirkan untuk menyadarkan kita tentang dunia maya yang tak hanya maya. Di era sekarang, situs jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, Yahoo Massagger dan lain-lain telah menjadi bagian dari kehidupan insan diseluruh peloksok dunia, terutama remaja yang tengah sibuk menelusuri dan mengeksplorasi jati diri. Pada dunia maya kita bisa mencetak pribadi sekehendak kita, misalnya pada dunia nyata kita hanya seorang biasa dan masih awam dengan agama. Namun dalam maya kita bisa create diri kita menjadi jiwa yang agamis dipikiran orang. Cukup dengan mengupdate status atau mentweet dengan kata-kata bijak dan religius. Terkadang penuh dengan rekayasa dan kemunafikan.



Sama halnya dengan cerita yang diangkat oleh A(Rt)Gus Faizal dan DianNafi kisah ini berawal ketika seorang gadis bernama lengkap Mayana Astari putri sulung dari tiga bersaudara keluarga terhormat. Ia terpesona pada seorang lelaki yang sama sekali tak dikenalnya di dunia nyata, bernama Nero. Mayana belum pernah bertemu Nero, anehnya Mayana bukan terpesona oleh keadaan fisik, harta atau tahta seorang Nero seperti kebanyakan wanita lainnya yang menempatkan bibit, bebet, dan bobot sebagai prioritas bahkan hal yang wajib dijadikan patokan dalam mencintai seseorang. Mayana malah terpesona dan bahkan berlanjut mencintai Nero hanya karena catatan- catatan Nero yang dipublish di account facebook nya, padahal catatan itu bukan rayuan, bukan puisi, bukan pula novel picisan, melainkan hanya catatan mengenai sesuatu yang sederhana. Entahlah membaca setiap catatan itu membuat Mayana tenang, merasakan kedamaian. Cinta tetaplah cinta tak ada yang tahu cinta itu telah jatuh dari jiwa Maya pada kemayaan seorang Nero. Ibunya menjodohkan Mayana pada seorang pemuda yang satu level dengannya bernama Dimas, Mayana hanya bisa pasrah.



Kelebihan novel ini yakni kepiawaian penulis dalam mengangkat tema yang update sehingga pembaca penasaran seperti apa yang namanya Cyberlove itu, kemudian banyak yang mengandung nilai-nilai terutama nilai agama. Penulis tak tanggung-tanggung menyajikan dua rukun islam sekaligus. Pertama puasa pada bulan ramadhan dengan keangungannya mampu membuat pembaca merindukan keberkahan bulan penuh hikmah itu. Kedua, ibadah haji deskripsi yang apik mampu menghipnotis pembaca seolah-olah ikut merasakan tengah membaca di kerumunan orang dikelilingi hajar aswad.


Namun, kurangnya deskripsi fisik setiap tokoh membuat pembaca sulit membayangkan keadaan fisik pelaku, tidak adanya pembulatan karakter setiap tokoh, selain itu terdapat kesalahan pengetikan dan banyak mengutip seperti teks lagu barat. Terlepas dari segala kekurangannya novel ini cocok dibaca oleh remaja yang tengah asyik berkecimpung dalam dunia maya, terutama bagi mereka yang berniat mencari pasangan hidup melalui biro jodoh melalui situs jaringan sosial. Novel ini membuat sadar bahwa jangan mudah jatuh cinta pada seseorang yang tak dikenal latar belakang kehidupannya Selengkapnya...

Aku, Dia dan Maya

AKU, DIA dan MAYA

review by Yayun



Maya duplikat nyata. Siapa yang menyangkal jika maya juga penuh dengan cerita. Tentang rasa, berita dan ilmu tentang hidup dan kehidupan, yang beberapa tahun ini memberikan warna apik dalam kehidupan remaja-dewasa.



Penulis yang menghadirkan kisah yang dramatic pastilah memiliki pemikiran yang dalam terhadap suatu hal yang ia rasa penuh makna tersendiri. Dan hal itu dapat kita lihat dalam sebuah karya Diannafi + A[rt]gusfaizal, sebuah karya unik yang dibuat oleh dua orang yang menjalin komunikasi melalui dunia maya. Dan dari dunia maya pula bersepakat menciptakan sebuah karya apik yang menyentuh, “mayasmara” karya indah tentang mayana dan mayanya.



“aku ingin mengikuti jalan yang telah membuatku merasakan cinta dan kegilaannya, tetapi aku juga ingin mengikuti jalan yang arahnya menuju bahagia

untuk ibu. Dua arah, ada dua arah yang mendatangiku. Keduanya tak ada yang salah kurasa, ini atau itu, nyata atau maya, bahagia atau cinta dan “ibu atau rasa”. Dan aku harus berdialog dengan diriku sendiri untuk memilih dan dapat memiliki salah satunya atau keduanya.



Mayasmara sebuah karya dengan kesederhanaan kata-kata, namun dengan kesederhanaan itu pula berhasil menciptakan sebuah cerita yang menyentuh sehinggah batin pun tertarik untuk lebih meresapi kisah seorang mayana dalam diri. Inilah maya dan inilah kehidupan maya. Sebuah realita tentang cinta yang lahir dan menghadirkan sebuah pilihan.



Karya yang muncul dan memuat sebuah rahasia untuk mempertahankan cinta atau bahagia diatas gejolak lara sungguh sangat mengagumkan bagi saya. Banyak hal-hal yang dapat dipetik dalam karya ini. Bagi seorang yang awam seperti saya, membaca dan menyimak karya ini dapat menambah ilmu saya khususnya dalam kajian sastra. Dan itu sangat berguna. Selengkapnya...

Bagus, Inspiratif, Edukatif dan Sastra Tinggi

by Siwy Mega Pratiwi



Mayasmara adalah sebuah novel tentang realita kehidupan masa kini yang inspiratif. Mayana Astari adalah seorang gadis yang memiliki aspirasi sendiri terhadap kebebasan memilih suatu keputusan,dan merupakan putri pertama dari tiga bersaudara. Mayana gadis penurut yang tumbuh dalam kepatuhan budaya Timur yang telah dididik dan bergaul dalam kancah global,inilah yang patut di contoh dalam kehidupan Mayana. Sebagai penerus keluarga, ia telah menjadi begitu patuh pada hampir semua ketentuan keluarga yang tak boleh disanggah. setelah dewasa, Mayana pun dijodohkan oleh keluarganya. Ia tidak menolak sama sekali .



Ketika hari pernikahannya semakin dekat, Mayana tersangkut pergaulan media dunia maya, yang beberapa bulan ini menjadi bagian kehidupan pribadi dan sosialnya. Seseorang yang berhubungan dengannya di dunia maya ini seolah memberikan energi baru dan suatu gejolak dalam diri Mayana,suatu asa yang setiap insan berhak merasakan dan mendapatkannya tetapi sebagian dari diri Mayana menolak.Mayana menghadapi dilema,dan akhirnya ia menghancurkan tembok yang selama ini telah mengatur asa bebas dalam dirinya.



Makna yang terkandung dalam cerita Mayana ini bagus ,dan dikemas dengan sentuhan sastra dan bahasa yang global dan edukatif sehingga menambah wawasan bagi pembacanya.kesesuaian cerita antar bagiannya dan tema pada setiap sub judul ,juga amat jenius sehingga orang akan dibawa rasa penasaran untuk menyelesaikan bacaannya ini.Namun karena pengemasan desain cover yang agak monoton dan kurang adanya sentuhan warna novel ini kurang menarik lebih banyak lagi pembaca untuk membelinya,dan juga bahasa yang disuguhkan memang edukatif dan menambah wawasan bagi para penikmat sastra ,namun bagi pembaca yang awam atau remaja pengemasan bahasanya kurang sederhana.

Sebaiknya para pembaca jika mau membeli novel ini atau novel lainnya,jangan hanya menilai suatu novel menarik atau tidak dari kemasan covernya cobalah baca sinopsis yang terletak di belakang cover.Agar benar-benar paham dan mengerti isi yang terkandung di dalamnya,jika pembaca menemukan istilah-istilah atau bahasa yang kurang dimengerti carilah pengertiannya di kamus atau tanyakan kepada teman ,kakak,atau orang tua,sehingga tidak hanya membaca namun kita juga bisa menambah wawasan dan menginspirasi.

.



Judul Buku : MAYASMARA, Mayana dan mayanya

Penulis : Dian Nafi & A[rt]gus Faizal

Penerbit : Hasfa Publishing

Halaman : iv+ 154

Rp 25rb

hadir di agen/toko buku terdekat dan togamas tertentu.

atau bisa dibeli online dg sms ke 081914032201.tulis nama/alamat/judul buku yg dipesan. Selengkapnya...

Kejutan Indah Yang Menyegarkan

review by Murti Yuliastuti



*Mayana mendua peran. Antara kegilaan yang disadarinya dalam kemayaannya, dan kehormatan seorang manusia dan keluarga yang diagungkan dalam kenyataan hidupnya*



Mayana Astari, seorang putri Jawa, dari keluarga terhormat yang sangat mencintai dan menghormati Ibunya. Ia terguncang saat sang Ibu menjodohkannya dengan Dimas,putra Raden Mas Kusumo, sedangkan Mayana justru terpesona dengan seseorang di dunia maya. Mayana berjuang untuk tidak seujungpun melukai sang Dewi, Ibu pujaan kehormatannya.’Inggih’, begitulah dia menyetujui perjodohan itu.



Nero, lelaki tulen, menulis tentang apa saja di Facebook. Karyanya tidak pernah diketahuinya kalau itu sesungguhnya telah membuat banyak pembacanya tergelapar hingga tersenyum kagum, termasuk Mayana yang mulai menanyakan kenormalannya sendiri.Ada rindu biru menyelinap.Sehari tanpa note Nero dan tag foto berikut puisi di wallnya membuatnya merasa jenuh dan sunyi.



Ada yang membadai di rasa Mayana. Biru di langit-langit. Haru di sudut-sudut. Deru di denyut-denyut. Betapa rumit, tapi ia harus terus menapak langkah menuju batas yang tak berbatas, menembus labirin diri yang baru dimulai. Absurditas dunia maya, menyata dalam diri seorang Mayana. Absurditas cinta menjadi maya dalam kehidupan Mayana. Atau cinta menjadi realita dalam dunia Mayana. Di manakah realitas cinta Mayana ?

Mayana harus menikah..Mayana harus memilih..Apakah cinta bisa dipelajari ? Benarkah jodoh itu bukan karena cinta tapi karena takdir ?

Sebuah karya yang unik, selain karena ditulis oleh dua orang yang menjalin komunikasi melalui dunia maya, isinya pun sarat dengan keunikan, dimulai dengan penamaan bab-babnya yang kental dengan dunia maya, juga cara penceritaannya. Kita dibawa melompat-lompat dari realita kehidupan sang tokoh menuju ke dalam diri si tokoh, semua angan-angan, perenungan, dan suara hati.



Novel apik ini mengajak kita untuk menikmati setiap gigitan diksi, mengunyah setiap kiasan yang bertebaran, secuil demi secuil secara perlahan, menyecap dan meresapkan semua rasa yang ditawarkan. Bagi yang terbiasa membaca cepat, mungkin akan sulit mengikuti alurnya.



Dari sisi layout, tulisan dengan double spasi, dan paragraph yang dibuat tanpa menjorok membuat mata terasa segar. Hanya saja saya menemukan 2 lembar kosong di awal buku (setelah hal vi) dan isi/tulisan di halaman 51 -52 sama dengan halaman 47 – 48 yang mengganggu keasyikan membaca. Entahlah mungkin hanya di buku yang saya miliki atau semua cetakan buku ini.



Bagaimana pun, inilah karya ‘kebaruan’ yang menarik. Penulis bisa menyisipkan cinta padaNya yang begitu kental, spiritualitas yang dikemas dengan sangat manis, dan satu lagi inilah karya yang penuh hikmah, tentang kesadaran penuh atas tanggung jawab suatu keputusan, tentang restu orang tua yang begitu penting dan jadi syarat utama dalam menikah.juga tentang kekuasaan Allah yang menguatkan dan memampukan. Banyak kejutan indah yang saya peroleh saat membacanya. Kata-kata yang bagai cahaya menembus kepala dan hati saya, serta quote istimewa yang begitu banyak berserak di dalamnya untuk saya pungut demi menyegarkan hari-hari saya. Hmm, dan saya pun menutup novel ini dengan tersenyum penuh semangat ‘kebaruan’

–Mencintaimu karenaMu, ya Allah- Selengkapnya...

Menemukan Tuhan Melalui Tuhan

by Dwi Aprilyanti



JUDUL BUKU (NOVEL) : MAYASMARA

PENULIS : Dian Nafi dan A(rt)gusfaizal

PENERBIT : Hasfa Publisher

CETAKAN : I, Desember 2010

Kertas : HVS

Tebal : vii + 154 halaman

ISBN : 978-602-98187



Mayasmara, sesuai judulnya novel ini menceritakan kisah asmara gadis bernama Mayana yang jatuh cinta pada seseorang di dunia maya.

Sebuah kenyataan bahwa di era modernisasi dunia maya bagai memiliki kekuatan magis. Jika tidak bijaksana menggunakannya kita bisa terjerumus dalam hal-hal yang membawa mudharat dan jauh dari manfaat. Seperti banyak terjadi akhir-akhir ini banyak gadis usia muda terperangkap jebakan lelaki hidung belang di dunia maya yang belum dikenal terlalu dekat atau sebagaimana halnya kisah sepupu Mayana yang harus kawin lari demi cinta buta lelaki yang hanya dikenal di dunia maya.

Mayasmara dengan cerdas membidik segmen pembaca para peselancar di jejaring sosial dengan penggunaan kata yang lazim digunakan dalam aktivitas berkoneksi, patut diberikan acungan jempol bahwa Mayasmara boleh disebut sukses dalam menautkan kata-kata tersebut menjadi sebuah sub judul (Bab) dalam Novel sehingga terdapat korelasi antar sub judul dengan paparan kisah. Pemilihan kertas dan cover buku yang cantik menjadi daya tarik tersendiri.



Mayasmara tidak secara dangkal membahas cinta dan seluk beluk dunia maya, dalam novel ini banyak ditemui kalimat puitis tentang cinta yang universal bukan hanya antara lelaki – wanita namun juga cinta kepada Sang Pencipta dan orang tua.

Novel dengan dua penulis mungkin bukan hal baru, namun Mayasmara meniupkan angin segar dalam kalimat demi kalimat yang ditulis penuh perasaan.

Kalimat - kalimat yang indah menelusup ke dalam jiwa.

Pergolakan batin Mayana (sebagai sosok yang ingin berbakti kepada ibunda) dan Mayanya – sosok wanita yang memperjuangkan cinta di bab terakhir juga menggelitik untuk disimak.

Tak ada gading yang tak retak, patut disayangkan adanya kesalahan ketik yang banyak terjadi bahkan juga pencetakan isi halaman yang berulang. Selain itu penulisan syair lagu hingga lima lagu dari artis berbeda dan ditulis penuh sedikit mengganggu, setidaknya bisa dipertimbangkan untuk sekedar mengutip syair lagu yang dipandang perlu. Seandainya di bagian akhir novel juga diberikan paparan tentang alasan pemilihan sub judul atau arti kata dari sub judul yang digunakan mungkin akan membuat Mayasmara lebih menarik, mengingat tidak semua pembaca adalah peselancar di dunia maya.



Mayana bukan novel yang memandang cinta menjadi sesuatu yang memabukkan tidak pula menempatkan cinta sebagai sesuatu yang begitu absurd untuk dirasa. Mayana menyisipkan pesan moral : jadikanlah cinta kepada Tuhan sebagai landasan untuk mencintai sesama manusia dan lawan jenis yang didamba menjadi pasangan hidup maka niscaya ketenangan batin pun akan diraih. “Cinta adalah memberi, bukan mengambil, cinta adalah keikhlasan mendapat hak, bukan kewajiban yang harus dituntut dan cinta apapun dalihnya membuatmu lebih bersabar, tabah dan menemukan Tuhan melalui Tuhan”. Selengkapnya...

Sinopsis Mayasmara


SINOPSIS

Masyasmara, membuktikan bahwa realita hari ini adalah realita media, dan itu jagat maya yang eksistensinya tanpa batas primodial serta menerabas dimensi ruang dan waktu. Batas menjadi nisbi, persepsi menjadi imaji-realiti. Sementara rasa akankah mendapat ruang eksistensinya juga? Padahal rasa itu selama ini telah mendapat posisi yang begitu nyaman dan berkembang sebagai esensi terdalam seseorang.



Adalah Mayana Astari, putri sulung dari tiga bersaudara yang perempuan semua, dari keluarga yang merasa posisi sosialnya sebagai keluarga terhormat. Mayana gadis penurut yang tumbuh dalam kepatuhan kultur Timur yang telah dididik dan bergaul dalam kancah global. Maka Timur dan Barat, Utara dan Selatan menjadi samar eksistensi dan perannya. Sebagai penerus keluarga, entah dia sadar atau tidak, telah menjadi begitu patuh pada hampir semua ketentuan keluarga, sebagai institusi yang agung dan luhur, maka inginnya dipuja-puja sepanjang masa oleh setiap generasinya. Ketetapan keluarga telah menjadi sabda yang tak boleh disanggah. Ketika menjadi dewasa, Mayana pun ditentukan jodohnya oleh keluarga. Tak ada energi berontak sedikitpun. Seolah semua memang begitu adanya. Pematakudaan seluruh pandangan dan aspirasinya, selama ini telah terjadi di keluarga itu berabad silam. Demikian cerita para tetua keluarga, telah diinsulinkan ke dalam benak bawah sadar Mayana.



Ketika menghitung hari menuju pernikahannya, Mayana tersangkut pada pergaulan media sosialita dunia maya, yang sekian bulan ini menjadi bagian kehidupan pribadi dan sosialnya. Subyek yang selama ini berkonektiifitas itu telah memercikan sesuatu yang membuatnya terperangah. Keterperangah itu telah menyengat seluruh eksistensi kemanusia, dan memberi wacana baru yang membuat dirinya gelojotan. Kekaguman? Bukan hnya itu, walau telah merebakan begitu banyak kebaruan yang semestinya sudah tak boleh dibatahkan. Kebaruan itu menjadi hidup dan menghidupkan sebuah daya, daya yang sungguh eksplosif, mungkin bagai keperkasaan Krakatau pada jaman purba dulu. Terpana? Bukan juga, walau dalam dirinya begitu banyak energi yang bersinergi tentang pandangan masa depan peran-peran subyek dan sosial yang nyaris tanpa batas horizon.



Mayana lemas, bukan lemah. Malah perkasa.



Dalam keterperangahn itu pun, rasa dalam diri Mayana tiba-tiba membenih berkecambah. Setiap yang hidup adalah dihidupkan oleh yang Mahahidup. Apakah rasa itu juga? Mayana tak peduli, ini sikap yang mulai mewarnainya. Padahal sejak kecil dia diajarkan untuk selalu menghitamputihkannya, maka mengambil peduli adalah sikap yang membatukannya. Mayana telah melakukan pergeseran. Keyakinan pada eksistensi peran dirinya yang jauh lebih luas dari sekadar batas keluarga meleleh



Mayana mendefinisikan kembali yang selama ini telah menjadi titah wasiat, Dilakukannya bukan untuk peruntuhan, tetapi dialektika reinterpretasi sebagai keagungan manusia yang dianugerahkan budi dan daya yang difasilitasi teknologi. Pergeseran demi pergeseran merubah derajat persinggungan. Dan telah dianggap sebagai pemberontakan. Ketertekanan itu kita membakar energi terbarukan dalam diri Mayana. Dia meledak, tiga hari menjelang pernikahannya dia menyatakan batal.



Mayana menyata, bukan melawan. Malah menawan.



Siapakah subyek yang berkonektifitas dengan Mayana, yang telah membuat dirinya bergeser dan terus bergeser? Mantra seperti apakah yang telah disampaikannya, sehingga rasa yang terdalam itu telah berhasil di keluarkan dan memberi kebaruan yang aktual dalam keberdayagunaan dengan daya elastisitas yang begitu melenting? Mayana begitu mencair, seperti air yang mengisi setiap pori dan lerung terdalam. Walau dia tetap punya permukaan yang akan selalu datar di segala media dan kondisi.



Berhasilkah Mayana merealiasikan subyek dunia mayanya? Apakah realita maya juga adalah realita rasa di dalam diri seseorang? Atau realita maya memang dimensi sendiri yang bukan realita rasa?

MAYASMARA
ISBN 978-602-98187-1-0
Rp 35rb (jawa) R...p 40rb (luar jawa)
telah hadir di agen/toko buku terdekat &togamas tertentu.
bisa dibeli online. Silakan tulis nama/alamat/jumlah/judul buku yang dipesan ke inbox fb hasfapublisher atau sms 081228310203/081914032201 Selengkapnya...